Aceh merupakan salah satu provinsi yang terletak di Ujung Utara Pulau Sumatera. Provinsi Aceh ini memiliki ibukota yang berlokasi di Kota Banda Aceh. Provinsi Aceh memiliki beberapa wilayah yang kaya akan keindahan alamnya yang sangat mempesona, selain itu juga memiliki budaya dan tradisi yang sangat beragam serta unik, salah satu wilayah tersebut adalah Banda Aceh. Banda Aceh merupakan salah satu Kota yang terletak di Provinsi Aceh. Kota Banda Aceh ini kaya akan wisata alam yang sangat indah dan juga wisata sejarah yang sangat menarik untuk dikunjungi. Kamu bisa menjelajahi berbagai Objek wisata di Banda Aceh.
Objek wisata yang ada di Banda Aceh, Aceh
Jika kamu memiliki rencana untuk melakukan liburan di Indonesia, khususnya Pulau Sumatera serta sekitarnya, kamu bisa mencoba untuk berkunjung ke Banda Aceh, Aceh. Di daerah ini kamu bisa menikmati berbagai keindahan alam dan beberapa wisata sejarah yang sangat menarik untuk dikunjungi. Berikut adalah Objek wisata yang ada di Banda Aceh, Aceh.
Museum Tsunami
Selaku icon wisata Aceh, maka tidak ada salahnya bila kita bahas terlebih dulu. Pendirian Museum ini selaku usaha buat mengenang Insiden besar yang amat menggegerkan Indonesia di kancah dunia ialah Tsunami. Insiden ini memakan ribuan korban jiwa dan menimbulkan banyak kerugian pada 2004 lalu.
Dengan terdapatnya tempat ini, dapat pula dijadikan selaku kenangan untuk para korban yang ditinggalkan. Dalam museum tsunami ini, Kamu bisa menikmati sebagian sarana yang sudah disediakan seperti antara lain yaitu
Pertama, Kamu akan disajikan dengan terdapatnya lorong yang pula sering di sebut selaku space of fear ataupun ikon ketakutan warga Aceh akan Tsunami. Pada lorong ini akan terdengar gemuruh ombak air laut, kucuran air serta suara- suara lain yang mengingatkan Kita akan Tsunami. Minimnya pencahayaan dan kelembaban lorong ialah suatu kombinasi yang mempunyai daya tarik tertentu sebab dapat menambah atmosfer jadi lebih mencekam.
Ruang Kenangan, pada ruangan ini ada banyak memori serta kenangan yang menerangkan Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 lalu. Disajikan pada wujud panel serta monitor, alhasil Kamu bisa mengetahui berbagai macam gambar serta dokumentasi yang lain yang berupa slide.
Sumur doa ialah salah satu sarana museum yang mempunyai filosofis khusus, ialah selaku kuburan massal untuk para korban Tsunami. Dibangun pada ruangan yang mempunyai ketinggian 30 m dilengkapi dengan semua nama korban, apalagi sekitar 2000 nama yang tercatat pada sumur ini. Alhasil, untuk wisatawan yang memasuki ruangan ini diharapkan dapat berdoa sesuai dengan keyakinan serta kepercayaannya.
Lorong Cerobong, sehabis melewati sumur doa, maka kita akan melewati suatu lorong yang gelap dengan konsep lantai yang berkelok- kelok serta tidak rata. Bangunan ini pula mendeskripsikan kebingungan, kesedihan serta kegelisahan hati untuk korban Tsunami yang sudah kehilangan harta, barang bahkan sanak saudaranya. Tidak hanya itu, lorong ini pula mempunyai konsep yang amat istimewa, bila kita berjalan terus, maka akan dipertemukan dengan suatu sinar alami dari luar. Perihal ini selaku filosofis yang mendeskripsikan bahwasannya sehabis terdapatnya kesulitan tentu akan diberi keringanan, petunjuk serta kembalinya harapan.
Jembatan Harapan, sehabis melampaui beberapa ruangan- ruangan sebelumnya, saat ini Kamu dapat mengetahui 54 bendera dari negara- negara yang berperan serta ikut dan menolong pada Insiden Tsunami Aceh. Disamping itu, ada pula kata“ damai” yang mendeskripsikan upaya dalam mengembalikan situasi, kondisi serta perdamaian di Aceh.
Lokasi: Jalan Sultan Iskandar Muda, Desa Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.
Pantai Ulee Lheue
Sehabis banyak membahas mengenai wisata sejarah selama perjalanan Aceh, maka Pantai ini amat sesuai dijadikan selaku opsi objek wisata alam Kamu di Aceh. Pantai ini mendapat dampak sangat serius dari Tsunami Aceh lalu, ditandai dengan berubahnya pasir jadi bercorak coklat. Walaupun begitu, pesona Pantai Ulee Lhue dengan arus gelombang yang hening tetap jadi opsi dari beberapa pantai yang terdapat di Aceh.
Lokasi: Desa Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.
PLTD Apung 1
Mau melihat sebuah monumen yang jadi saksi bisu kepada kedahsyatannya tsunami di Aceh. Maka Kamu bisa mendatangi lokasi wisata satu ini, ialah PLTD Apung 1. Pada saat itu, terjadi suatu gelombang tsunami yang menimpa pesisiran Banda Aceh pada 2004. Peristiwa tsunami yang hebat ini meninggalkan jejak berbentuk monumen, yang mana jadi peringatan untuk siapapun.
Dikala tsunami itu terjalin, terdapat banyak barang yang terseret sampai ke tengah perkotaan. Apalagi terdapat suatu kapal yang amat besar yang terhempas hingga ada di tengah pemukiman masyarakat Aceh. Perihal inilah yang membuktikan kalau sudah terjadi suatu kejadian tsunami yang amat hebat sudah mengenai suatu kota, yang sama dengan julukannya selaku Serambi Mekah.
Area PLTD Apung 1 ini sesungguhnya sudah dibeli serta dimiliki oleh pemerintah, yang mana difungsikan selaku salah satu sarana buat edukasi warganya. Bahkan pula dipakai buat mengenang semua peristiwa mengenaskan yang sudah terjadi beberapa tahun lalu. Pada monumen ini, mempunyai bangunan kuat serta tertera tanggal dan waktu peristiwa yang menimpa Banda Aceh.
Lokasi: Jalan Punge Blang, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.
Kapal Apung Lampulo
Objek wisata ini jadi salah satu saksi bisu dahsyatnya Tsunami Aceh. Kapal ini mempunyai berat 65 ton yang pada saat Tsunami tersangkut di perumahan Masyarakat Desa Lampulo. Awal mulanya kapal ini ialah kepunyaan Nelayan pencari ikan yang lagi singgah di TPI Desa Lampulo.
Berkat tersangkutnya kapal ini, sehingga bisa melindungi 59 orang dikala Tsunami Terjadi. Pada saat ini, Kapal ini sudah banyak direnovasi serta ditambah sebagian ornamen semacam tangga datar di bagian atasnya yang dapat dipakai buat memandang dengan cara leluasa bagian kapal ini.
Lokasi: Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh
Demikianlah Objek wisata yang ada di Banda Aceh, Aceh. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat untuk rencana liburan kamu.